Sponsors

Senin, 19 Maret 2012

Makan Nasi Baru


Oleh : Agustina Ika Lestari
Proses Makan Nasi Baru di Daerahku


Kalian semua pasti pernah dengar istilah Makan Nasi Baru kan?
Terutama bagi Suku Dayak. Makan nasi baru sama juga dengan istilahnya Naik Dangau, Gawai Padi dan banyak macam lagi sebutannya yang biasanya tergantung daerahnya masing-masing.



Di kampungku Dsn. Panda, Desa. Lembang, Kec. Sanggau Ledo, Kab. Bengkayang, makan nasi barunya sangat berbeda dengan daerah lain yang masih terikat dengan Adatnya.


Makan nasi baru merupakan ucapan syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rejeki atau hasil panen yang diberikannya. Proses ini hanya dilakukan dirumah masing-masing dengan mengundang kerabat dekat dan seorang imam/pastur/pemimpin umat.


Mengapa tidak menggunakan Ketua Adat dan proses adat dalam melaksanakan Makan Nasi Baru?
Iya, karena disini masyarakatnya sudah berbaur dengan suku lain selain Dayak, ada Melayu, Jawa, Bugis, Batak da lain-lain sehingga proses adat ini tidak pernah dilakukan di daerahku. Cukup masing-masing warga dengan keyakinannya masing-masing mengucapkan rasa syukur itu.


18 Maret 2012, di rumah nenekku kami melaksanakan proses Makan Nasi Baru ini. Nasi Baru adalah hasil padi yang baru selsai dipanen. Iya dengan acara sembahyang bersama, segala padi, ketam, tajak, parang, dll yang merupakan alat proses berladang itu semua diberkati oleh pemimpin yang memimpin sembahyang itu.


Kemudian acara selanjutnya yaitu poses makan-makan, disini adalah proses berbagi rejeki kepada sesama. Setelah selesai acara tersebut Beras Baru itu dibagikan sedikit-sedikit kepada kerabat yang datang.


Itulah kebudayaan dimanapun kita tinggal kita tetap melestarikannya agar kebudayaan yang ada tidak akan punah.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews