Oleh : Agustina Ika
Lestari
Proses Makan Nasi Baru di Daerahku |
Kalian semua pasti pernah dengar istilah
Makan Nasi Baru kan?
Terutama bagi Suku Dayak. Makan nasi
baru sama juga dengan istilahnya Naik Dangau, Gawai Padi dan banyak macam lagi
sebutannya yang biasanya tergantung daerahnya masing-masing.
Di kampungku Dsn. Panda, Desa. Lembang,
Kec. Sanggau Ledo, Kab. Bengkayang, makan nasi barunya sangat berbeda dengan
daerah lain yang masih terikat dengan Adatnya.
Makan nasi baru merupakan ucapan syukur
kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rejeki atau hasil panen yang
diberikannya. Proses ini hanya dilakukan dirumah masing-masing dengan
mengundang kerabat dekat dan seorang imam/pastur/pemimpin umat.
Mengapa tidak menggunakan Ketua Adat dan
proses adat dalam melaksanakan Makan Nasi Baru?
Iya, karena disini masyarakatnya sudah
berbaur dengan suku lain selain Dayak, ada Melayu, Jawa, Bugis, Batak da
lain-lain sehingga proses adat ini tidak pernah dilakukan di daerahku. Cukup masing-masing
warga dengan keyakinannya masing-masing mengucapkan rasa syukur itu.
18 Maret 2012, di rumah nenekku kami melaksanakan
proses Makan Nasi Baru ini. Nasi Baru adalah hasil padi yang baru selsai
dipanen. Iya dengan acara sembahyang bersama, segala padi, ketam, tajak,
parang, dll yang merupakan alat proses berladang itu semua diberkati oleh
pemimpin yang memimpin sembahyang itu.
Kemudian acara selanjutnya yaitu poses
makan-makan, disini adalah proses berbagi rejeki kepada sesama. Setelah selesai
acara tersebut Beras Baru itu dibagikan sedikit-sedikit kepada kerabat yang
datang.
Itulah kebudayaan dimanapun kita tinggal
kita tetap melestarikannya agar kebudayaan yang ada tidak akan punah.
0 komentar:
Posting Komentar