TENTARA DIRAJA MALAYSIA (TDM) DI PERBATASAN

  Cuaca yang gelap tanda hujan akan turun membasahi bumi. Sore ini, 03 Februari 2012. Saya jalan-jalan dari Sanggau Ledo ingin melihat bagaimanakah Tapal Batas Indonesia – Malaysia yang letaknya di Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang.
 Sesampai di Pos Penjagaan TNI, saya disuruh berhenti untuk dilakukan pemeriksaan.

“Mba’, mau kemana?” Tanya salah seorang pos jaga. “Saya mau jalan-jalan melihat Tapal Batas Indonesia – Malaysia”.

“owh,,, iya.” “Ada PLB nya?”

“Tidak ada”.

“Baiklah, nanti akan diantar oleh Amri untuk melihat tapal batas tersebut” kata salah seorang yang sedikit kelihatan lebih tua dibanding ketiga TNI lainnya.

            Saya kemudian melanjutkan perjalanan dengan Amri, yang ternyata dia juga tidak tahu Tapal Batas Indonesia-Malaysia tepat letaknya dimana. Amri (24 th) adalah seorang TNI 641 Kampung Arang yang baru datang 4 hari di Jagoi Babang untuk melaksanakan tugas penjagaan di batas. Kami berjalan dan terus berjalan menggunakan sepeda motor dengan kondisi jalan yang berbatu-batu dan becek.

Akhirnya, kami sampai di Pos Penjagaan Askar Malaysia (KEM JPG SERIKIN). Pos inilah yang kami kira Tapal Batas Indonesia-Malaysia. Kemudian, kami pun disuruh berhenti. Dan seorang askar yang menjaga gerbang masuk bertanya;

“Selamat Sore, PLBnya ada?” dengan dialek Bahasa Malaysia yang sangat kental sekali.

Membuat hati saya tersentak kaget dan berkata dalam hati,

“OMG, mampus deh”.

Dengan sedikit ketakutan, saya menjawab “Tidak punya, pak”.

            Kemudian Amri memperkenalkan dirinya serta saya kepada Askar Malaysia tersebut. Disitu Askar Malaysia bertanya pada saya;

“Anda Cekgu dimane?” dengan dialeknya yang khas.

Dengan senyum kecil saya menjawab “Saya guru honorer di SMPN 2 Tujuh Belas”.

“Hendak ape Cekgu nak melihat Tapal Batas?”

“Cekgu sudah lewat, Tapal Batas bukan disini. Tapal Batas Indonesia-Malaysia itu terletak di ujung jembatan lurus, disamping kedai Pak. Cik yang sebelah kanan ada segitiganya itu” ucapnya, dengan dialek Bahasa Malaysia nya yang sangat kental.

Karena saya belum bisa melengkapi adminstrasi untuk dapat berkunjung ke negara jiran Malaysia, saya putuskan untuk kembali ke Sanggau Ledo.

Hujan pun turun lebat membuat keinginan pulang saya tertunda. Sepanjang hujan, disitu Askar Malaysia banyak bertanya tentang saya. Saya menjawab seadanya, karena ketakutan saya yang dalam membuat saya kurang menyimak pertanyaan mereka. Dengan dialek bahasa mereka yang kental membuat saya bingung dan kurang mengerti apa yang mereka ucapkan.

            Hujan pun berhenti, saya memotong pembicaraan dan memutuskan untuk segera pulang. Tidak lupa berpamitan dan terima kasih saya ucapkan.

Belum terlalu jauh saya mengendarai motor, askar tersebut memanggil kembali dan pergi menuju ke arah saya dan Amri.

“Ada FB (Facebook)?” tanyanya kepada saya.

“owh, ada” kemudian dia meminta alamat FB saya.

Setelah selesai, saya berlalu pergi.

“saya berkata, sempat-sempatnya bertukaran Facebook”. Tawa kecil pun menghiasi senyum dalam perjalanan saya, mengingat akan kejadian itu.

Posted in: Perbatasan