Sponsors

Jumat, 09 Maret 2012

Keroyokan di Sumber Kehidupan Ku


Oleh : Agustina Ika Lestari


Februari, Maret, bahkan April setiap tahunnya mayoritas warga di daerahku memanen hasil tanam padinya. Jum’at 2 Maret 2012, sekitar 9 orang pergi ke ladang kami untuk memanen padi.



Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Padi juga merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi beras. Ianya merupakan sumber kehidupan warga Indonesia.


Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang terkenalnya dengan daerah Agronomi atau Pertanian, itu karena faktor tanahnya yang sangat subur dan cocok untuk area pertanian. Sanggau ledo banyak dikenal sebagai kota Jagung, selain bertanam jagung, mata pencahrian warga yang lain yaitu; nyadap karet, menanam sayur serta sawit. Warga di daerahku juga menanam padi yang merupakan kegiatan rutin 1 tahun sekali. Tepatnya di Dusun Panda, Desa Lembang, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat.


Hari ini, mamaku menarik orang-orang yang telah di ale’nya. Setiap proses menanam sampai memanen padi, rata-rata warga disini melaksanakan proses “Belale”. Belale’ adalah salah satu istilah yang dipakai oleh masyarakat Dayak Bengkayang untuk menyatakan sifat gotong royong.


Hamparan padi menguning yang luas, tampak beberapa tanggoi atau caping itulah para ibu-ibu yang sedang memanen padi. Selama proses memanen padi berlangsung tak sedetik pun hadirnya keheningan dalam panen itu, karena setiap mereka masing-masing banyak bercerita membuat suasana tertawa hadir terus menerus….


Mereka beramai-ramai berjejer dengan tangan yang tangkas menggunakan Ketam dengan lihainya mereka memetik buah padi tersebut. Diselingi ayunan tangan yang gemulai naik dan turun serta cepat buah padi pun penuh mengisi Takin mereka.


Tidak terasa waktu pun berlalu, terasa teriknya matahari menyengat sekali. Salah satu di antara mereka bertanya :
“Nek. Ir, bertanya jam berapa sekarang?”
“Sahut, Bi. Ipit, Jam 11.15”
“Kata Mama ku, sudah naik lagi”
Waktunya santapan siang.. Mereka pun masing-masing menaruh padi yang ada di dalam Takin mereka itu ke Karung.


Akhirnya mereka kembali ke rumah kami dan menikmati santapan siang yang kami hidangkan. Saatnya istirahat siang di antara mereka ada yang kembali ke rumah masing-masing dan ada pula yang tinggal di rumah kami sambil menunggu jam 13.00 WIB waktunya turun kembali memanen padi.


Tidak mengenal panas terkadang hujan mama ku dan teman-temannya memanen padi kami, proses panen padi ini dimulai dari jam 7.30 WIB sampai dengan pukul 16.15 WIB.


“SIFAT GOTONG ROYONG ADALAH CIRI KHAS BANGSA INDONESIA YANG HARUS SELALU DI JAGA”

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews