Oleh
: Agustina Ika Lestari
Februari, Maret, bahkan April setiap
tahunnya mayoritas warga di daerahku memanen hasil tanam padinya. Jum’at 2
Maret 2012, sekitar 9 orang pergi ke ladang kami untuk memanen padi.
Padi (bahasa latin: Oryza
sativa L.) adalah salah satu tanaman
budidaya terpenting dalam peradaban.
Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan
untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa
disebut sebagai padi liar.
Padi diduga berasal dari India
atau Indocina
dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia
sekitar 1500 SM. Padi juga merupakan bahan mentah yang akan diolah menjadi
beras. Ianya merupakan sumber kehidupan warga Indonesia.
Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang
terkenalnya dengan daerah Agronomi atau Pertanian, itu karena faktor tanahnya
yang sangat subur dan cocok untuk area pertanian. Sanggau ledo banyak dikenal
sebagai kota Jagung, selain bertanam jagung, mata pencahrian warga yang lain
yaitu; nyadap karet, menanam sayur serta sawit. Warga di daerahku juga menanam
padi yang merupakan kegiatan rutin 1 tahun sekali. Tepatnya di Dusun Panda,
Desa Lembang, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan
Barat.
Hari ini, mamaku menarik orang-orang
yang telah di ale’nya. Setiap proses menanam sampai memanen padi, rata-rata
warga disini melaksanakan proses “Belale”. Belale’ adalah salah satu istilah
yang dipakai oleh masyarakat Dayak Bengkayang untuk menyatakan sifat gotong
royong.
Hamparan padi menguning yang luas,
tampak beberapa tanggoi atau caping itulah para ibu-ibu yang sedang memanen
padi. Selama proses memanen padi berlangsung tak sedetik pun hadirnya
keheningan dalam panen itu, karena setiap mereka masing-masing banyak bercerita
membuat suasana tertawa hadir terus menerus….
Mereka beramai-ramai berjejer dengan
tangan yang tangkas menggunakan Ketam dengan lihainya mereka memetik buah padi
tersebut. Diselingi ayunan tangan yang gemulai naik dan turun serta cepat buah
padi pun penuh mengisi Takin mereka.
Tidak terasa waktu pun berlalu, terasa
teriknya matahari menyengat sekali. Salah satu di antara mereka bertanya :
“Nek. Ir, bertanya jam berapa sekarang?”
“Sahut, Bi. Ipit, Jam 11.15”
“Kata Mama ku, sudah naik lagi”
Waktunya santapan siang.. Mereka pun
masing-masing menaruh padi yang ada di dalam Takin mereka itu ke Karung.
Akhirnya mereka kembali ke rumah kami
dan menikmati santapan siang yang kami hidangkan. Saatnya istirahat siang di
antara mereka ada yang kembali ke rumah masing-masing dan ada pula yang tinggal
di rumah kami sambil menunggu jam 13.00 WIB waktunya turun kembali memanen
padi.
Tidak mengenal panas terkadang hujan
mama ku dan teman-temannya memanen padi kami, proses panen padi ini dimulai dari
jam 7.30 WIB sampai dengan pukul 16.15 WIB.
“SIFAT
GOTONG ROYONG ADALAH CIRI KHAS BANGSA INDONESIA YANG HARUS SELALU DI JAGA”
0 komentar:
Posting Komentar